WELCOME.....

WELCOME.....
^^

Jumat, 22 Oktober 2010

JEAN and JONO 1

BAB 1
Ah, mama!” teriak Jean. “Kita kan tidak harus berlibur ke desa?!” gadis kecil ini sudah hendak menangis. “Mama nggak adil! Mama dah janji liburan kali ini mau ngajak Jean ke tempat yang asyik! Tapi kenapa ke desa? Desa kan tidak asyik??” berontak Jean kepada mamanya.
“Siapa bilang desa itu tidak asyik? Di sana pasti asyik kok! Percaya deh sama Mama.” Mama Jean tersenyum.
“Tapi kan ke desannya gak harus besuk?” Jean mulai menangis.
“Sudah, sudah, cup cup.. Memang kenapa kalau besuk?”
“Jean ada janji dengan Novi dan Anggraini untuk pergi ke bazar. Gak mungkin kita ke desa besuk, Ma..”
“Tapi Om Teddy akan menjemput kita besuk. Sudahlah , sebaiknya sekarang kamu bersiap-siap. Nanti kalau sudah selesai, kita makan malam. Ya Jean?” Mama Jean tersenyum sekali lagi lalu pergi ke dapur.
Uh, aku tidak akan bersiap-siap, aku kan tidak mau pergi, pikir Jean. Pokoknya aku akan gagalkan rencana ke desa ini, pikirnya lagi lalu mengambil Jojo, boneka Barbie kesayangannya dan bermain sampai mama memenggilnya untuk makan malam.
“Jean sayang, makan malam sudah siap!!” Jean menyeret kakiknya sampai ke ruang makan. “Kok lemes gitu? Malam ni lauknya sarden lho..” Jean hanya diam. Lalu mengambil nasi dengan porsi seperti biasa, 2 entong nasi. Mamanya tersenyum, membiarkan anaknya mengambil 2 potong ikan sarden dan memakannya dengan lahap. Ah, mirip sekali dengan papanya, pikir mama Jean. Kalau marah pasti makannya banyak.
Jean masih duduk di kelas 4 SD. Anak yang satu ini memang manja. Dia biasanya hanya di rumah sendiri bersama mamanya. Papa Jean sering ditugaskan oleh kantornya ke luar kota. Biasanya dia hanya pulang seminggu sekali. Jadi Papa Jean sayang sekali pada Jean. Dan karena itulah Jean jadi manja.
“Enak?” tanya Mama lalu mengambil nasi, sarden, dan sayur bayam. Jean tidak suka sayur bayam. Menurutnya itu menjijikkan.
“Biasa aja.” kata Jean dengan mulut penuh nasi. Mama hanya tersenyum.
“Ma,” Jean menelan nasi. “kenapa sih kita mesti ke desa?”
“Karena pakdhe Mur sedang syukuran di sana. Dan nanti kamu pasti bisa bersenang-senang kok, karena akan ada banyak sepupu yang datang. Masih ingat kan si kecil Nana, atau kak Dita dari Purworejo? Mereka nanti datang lho!” mama lalu mulai makan dengan lembut, berbeda sekali dengan Jean.
“Tapi kenapa mereka nggak ke sini aja buat ngerayain syukurannya pakdhe?” Jean menyendok sardennya lalu memasukkannya ke mulut sampai mulutnya penuh.
“Kan kita ke desa juga buat nengok Kakek. Masa nanti kakek ke sini? Kan kasihan…” kata Mama.
Jean berpikir. Ah, sama aja aku nggak pengen ke desa! Lalu dia melanjutkan makannya.
“Eh, Jean nati kalau udah selesai beres-beres, bantu mama cuci piring bentar ya!” kata mama setelah Jean dan mama selesai makan.
“Ma, Jean capek. Hari ini saja ya nggak bantu mama.” Jean menunjukkan raut muka kenyang dan mengantuk.
“Emang hari ini Jean ngapa aja kok capek?”
“Ehm,” Jean berpikir lalu mengangkat bahunya.
“Nah, jangan malas, ayo bantu mama!”
“Uhg!” dengus Jean dengan muka cemberut lalu menuruti mama mencuci piring.
Setelah selesai mencuci piring, Jean pergi ke kamar lagi. sebelum dia menutup pintu, mama mengingatkan, “Jangan lupa berkemas-kemas, besuk Om Teddy akan menjemput kita jam 7! Jangan lupa berdoa juga, sayang!”
Aduh, nggak tega juga kalau besuk mama dan Om Teddy harus repot karna aku. Tapi, aku kan memang nggak mau berangkat! Ah, entahlah, besok aku akan bangun dan mendapat ceramahan mama, pikir Jean.
Jean segera tidur pulas hingga lupa berdoa seperti pesan mama. Dia terlalu kenyang malam itu. Tidurnya pun pulas sekali. Sampai-sampai dia tidak terbangun tengah malam untuk mencari cemilan, atau bahkan hanya untuk bermimpipun Jean tidak sanggup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar... :)