WELCOME.....

WELCOME.....
^^

Kamis, 19 Mei 2011

FRIENDSHIP

aku pernah bilang persahabatan itu kaya soal olimpiade matematika,, itu khusus buat masalahku sekarang ini.. jadi gini :

kaya olimpiade maksudnya ada banyak pilihan dan rumit banget. Kalo x keluar dari persamaan, bilangan tak genap, kalo x keluar bersama y, bilangan yang didapet gak perfect, tapi kalo x masuk ke persamaan, bilangan akan dapat masalah karena hasilnya bakal terlalu lebih,, jadi tak ada jalan lain buat mencapai SOLUSI..

nah, kok bisa gitu??

gini, ceritanya aku punya sahabat, nama mereka vanya ( www.evanyavsad.blogspot.com ), kesia, dan intan ( www.akudankamu.blogspot.com )...

aku sudah lama bersahabat dengan mereka,, nah, lalu sahabat lama kami yang bernama Yorri datang. Dia sedang ada masalah sama sahabat barunya.., jadi dia mendekati kami berusaha untuk berteman lagi dengan kami..

Jadi dia mendekati vanya.. Akhir-akhir ini mereka jadi dekeeettt banget... Nah, begitulah, aku, intan, dan kesia nggak terima.. Lalu kami sedikit diem-dieman sama anya..

Di tengah2 masalah muncullah kata2 "weneedtotalk"-ku. Itu adalah sistem penyelesaian masalah dengan cara ngomong baik-baik (wushhh...!)

Akhirnya, kami membicarakan masalah ini baik-baik alis weneedtotalk.. Tapi, seperti yang aku bilang : ada banyak pilihan dan rumit banget. Kalo x (yorri) keluar dari persamaan (persahabatan), bilangan tak genap (dia sama siapa?), kalo x keluar bersama y (yorri dan vanya), bilangan yang didapet gak perfect (aku, kesia, intan gimana?), tapi kalo x masuk ke persamaan, bilangan akan dapat masalah karena hasilnya bakal terlalu lebih (intan dan kesia yang pernah punya masalah sama yorri gak terima),, jadi tak ada jalan lain buat mencapai SOLUSI..

Tapi ternyata cara weneedtotalk ku berhasil.. kami mengambil keputusan bahwa Yorri kami jadikan teman saja bukan sahabat,, dan akhir2nya,, Yorri dan teman barunya berbaikkan lagi.. YEY!



Kesimpulannya : kalau ada masalah dalam sebuah persahabatan, gunakan weneedtotalk.. omongkan unek2 didepan orang yang diunek-uneki dan everything will be happy ending (sok inggris,, salah kabeh!!)

semoga membantu...

EVERYONE HAS SPECIAL THINGS

Jujur, aku bangga dengan ceritaku ini. Aku REI LUNATA. Itu nama anagramku… Nama asliku LAURENTIA… Aku sekarang kelas 2 SMP dan bahagia. Tapi terkadang ada satu hal mengganggu yang selalu mengganggu dalam hidupku. Aku suka IRI.
Aku bukan orang yang menyukai fashion, kecantikan / dll yang biasanya membuat cewek-cewek lain seusiaku ngiri. Aku sering ngiri sama keUNYUan orang lain. Aku ngiri pada Kesia, sahabatku karena dia PINTAR. Aku ngiri sama Vanya, (sahabatku juga) karena dia BERBAKAT. Kadang aku ngiri juga sama Intan, (sahabat terakhirku) yang HIDUPNYA BEBAS. Aku iri sama Pujo karena dia BISA BERPIKIR BIJAKSANA. Pokoknya ada banyak orang yang membuatku iri dengan banyak hal. Tapi, yang memuncakkan keirianku adalah AGRI. Dia juga yang membuatku menulis cerita ini.
Jadi gini, suatu malam aku membuka blognya. UNYU BANGET. Itu hal pertama yang membuatku ngiri. Lalu aku membaca isinya dan aku ngiri. HIDUPNYA BEBAS DAN PENUH PETUALANGAN. Itu yang kedua. Yang ketiga, tulisannya bagus, bahasanya bagus, DIA BERBAKAT JADI PENULIS! Itu minatku sejak lama, dan karyaku? Wuishh,, tak usah ditanyakan!! Nggak ada yang jadi dalam bantuk karya.. =.=” Lagi, hal yang membuatku iri, DIA PUNYA PACAR YANG BAIK HATI. Pasangan yang unyu. Ouh..!
Nah, aku lalu menengok ke dalam diriku. Aku kok jauh di bawahnya… Blog-ku isinya novel-novel nggak ndadiku. Hidupku penuh penderitaan. Karyaku tak ada yang terbit, jadi aja belum! Dan, CINTAku tak pernah berhasil.
Huff! Tragis.. Semalaman aku memikirkan hal itu. Aku nggak bisa tidur.. Tapi, di tengah-tengah kegalauanku, aku keinget sama kata-katanya Rei Lunata (?), EVERY ONE HAS SPECIAL THINGS.. Aku meninggalkan laptop yang menyala lalu pergi ke kamar orangtuaku. Sudah malam, sudah pada tidur,, aku lalu merenungkan hal EVERY ONE HAS SPECIAL THINGS sambil menengok ke dalam kamar.. Hal yang membanggakan adalah betapa simplenya keputusan yang kuambil. AKU PUNYA KELUARGA YANG BAIK DAN SAYANG PADAKU. Walau kami sederhana, tapi kami berkecukupan. Banget.
Lalu aku kembali ke laptopku. Kubuka kembali karya-karyaku yang lama. Novel-novel ala ku yang sudah lama tertinggal. Aku masih belum tahu apa kesimpulan yang kudapat sebelum akhirnya aku membukanya di kelas keesokkan paginya. Vanya membaca salah satunya dan berkata, “Ya, itu karanganmu??” “Iya” jawabku. “Eh, apik lho, Ya! Tak kira kamu download apa ngambil karangannya siapa.” WOW. Dari situ aku lalu kembali menulis. Aku berniat sih pengen melanjutkan cerita-cerita lama, tapi aku sudah lupa alur yang pernah kubuat. Jadi aku membuat judul terbaru novelku dan aku berjanji akan menyelesaikannya karena KARYAKU PUNYA KEUNIKKAN DAN KEINDAHAN TERSEMBUNYI.
Kesimpulan ketiga adalah waktu aku punya banyak masalah pembuat galau.. Tersadarlah aku kalau AKU PUNYA SAHABAT-SAHABAT YANG BAIK BANGET!! Walau akhir-akhir ini sering ditimpa masalah,, tapi mereka baik banget. Aku melihat banyak orang tidak punya teman, bahkan yang lebih buruk, punya teman yang buruk alias pemberi pengaruh jelek. Dan beruntung aku tidak.
Aku sudah bilang, cintaku nggak pernah berhasil. Dari dulu kalau aku suka cowok (aku normal heh!) pasti seringnya malah jadi dibenci. Huh banget. Nah, tapi di kelas 2 ini ada seorang yang beneran kusuka dan juga suka aku. Namanya AKTM. (Gak usah nanya) Nah, aku mulai merubah sikap. Dulunya yang plin plan, sekarang, aku mau setia untuk AKTMku <3 TERNYATA AKU MASIH PUNYA CINTA! Itu keberuntunganku yang keempat.
Ketika kupikir dan renungkan, aku punya banyak potensi. Bukan bermaksud sombong, tapi AKU PINTAR MATEMATIKA. Aku terpilih menjadi wakil sekolah untuk olimpiade, walau tak menang…
Next, aku sebagai siswa, punya buanyaaakkkkk buangeeettttt tugas dan pekerjaan yang mesti diselesaikan. Contohnya adalah tugas membuat maket. Nah, aku tahu bakatku waktu Intan memujiku, “Tia wi kreatif.” “HA?” Memang aku kaget. Apanya yang disebut kreatif? Lalu aku tanya pada Sari, “Sar, kok kata orang aku kreatif ya? Kelihatane nggak ada yang spesial. Sama aja kerjaannya kaya gitu?” Sari yang baik menjawab, “Hmm.. Piye ya? Menurutku, kreatif itu bisa menggunakan barang apapun disekeliling dengan hasil yang bagus. Jadi misal..” lalu Sari menerangkan hal yang berhubungan dengan gambar, editing, dll yang tak aku pahami. Intinya adalah, aku nggak menuntut banyak untuk sebuah karya. Karyaku berasal dari aku. Dari dalam, bukan dari barang dan fasilitas yang digunakan. Aku memang sering menggunakan barang-barang bekas, program lecek, hape bekas, dll, tapi, jujur, nggak sombong, hasilnya lumayan baik. Jadi kesimpulannya, AKU KREATIF.
Di sekolah aku ikut ekskul karawitan. Yang aku barusan kusadari ialah, AKU BERJIWA KARAWITAN. Ada banyak teman-teman yang harus belajar lama untuk memahami permainan suatu instrumen, tapi aku dengan sendirinya bisa belajar tanpa ribet. Aku bisa tahu irama saat mendengarkan. Nada-nada langsung tersusun di otakku saat pertama mendengarnya. Dan itu membanggakan.
Lagi, terakhir dan paling penting ialah, AKU PUNYA TUHAN YANG SANGAT BAIK.Tanpa-Nya, aku nggak akan bisa menjalani hidup yang baik, tanpa-Nya aku mungkin sudah masuk neraka dari dulu, bahkan tanpa TUHAN, aku nggak akan diciptakan. Right? ThankGod.
Jadi kesimpulan besarnya ialah, bukan hanya orang-orang tertentu yang berbakat, karena setiap orang istimewa dan punya keistimewaan, seperti kata REI LUNATA. Hmm… Back to the point. Misalnya aku. Aku awalnya ngiri pada banyak orang, tapi setelah direnungkan, aku juga punya kelebihan, dan bahkan mungkin lebih banyak. Bukan cuma aku, semua orang di dunia sama. Kan sama-sama makan nasi.. (atau makanan berkarbohidrat lain, atau mungkin enggak, atau apalah.. Yang jelas nggak makan udara, gampangnya, sama-sama menghirup Oksigen..)
Nah pertanyaan besarnya, kenapa di awal aku bisa iri?? Karena aku nggak meninjau ulang HIDUPKU SENDIRI. Aku nggak merasa cukup dengan keadaan, aku hanya melihat yang orang lain punya. Padahal aku juga sebenarnya punya. Banyak orang yang merasa begitu, dan akhirnya merasa tak punya apapun. Padahal pemikiran itu salah besar. Karena EVERYONE HAS SPECIAL THINGS. Itulah mengapa aku menulis cerita ini.. Semoga membantu. :-)

Rabu, 18 Mei 2011

heihei

PUISI.....ku
(ditulis dari dalam hatiku yang paling dalam)
by : rei lunata

perasaan ngiriiiiii..... kalo liat blognya orang lain.
karena : "BLOG MEREKA JELAS"
gak kaya aku, blog isinya tak jelas,
gak mudhengi,
menggelinjang... euh!
nganyeli,
nggethingi,
membuat gundah gulana,
membuat hari menjadi mendung,
menggamangkan,
tidak solid,
jarang berdoa dan...
tidak suka menabung (lama2 lebay + gak nyambung deh.. )

oke, aku memang tak jelas,
ingin rasanya menjelaskan diri..
ingin rasanya buat blog lagi yang lebih jelas tapi males banget.
ingin rasanya merenovasi ulang blog tapi males baget..
jadi, keputusanku yang paling terakhir sangat..,
aku akan memulai menulis dengan lebih baik lagi'
lebih lebay lagi'
lebih GAK jelas lagi'
ya,
ya!!
akan kulakukan semuanyaa!!

TUNGGU SAJA KELANJUTANNYA,,
kalau aku ada gratisan internet lagi..
(muka meyakinkan)

US!

4
Karawitaaann…

Aku mulai ikut ekskul karawitan setelah sebelumnya meninggalkan basket. Aku tak berbakat olahraga. Aku ikut basket untuk menemani Astika. Dulu. Ekhem, karawitan adalah kesenian Jawa. Bermain Gamelan Jawa, begitulah bahasa mudahnya. Aku menyukainya. Aku mencintainya. Itu bakatku sejak SD. Aku punya kisah masa kecil dengan Karawitan.
Dulu, waktu aku sekolah dasar, alias SD, ada pelajaran nggamel (istilah lain dari karawitan, jangan bingung) Aku kenal dan belajar karawitan dari kelas empat SD. Awalnya rasanya biasa aja ikut nabuh. Semua perasaanku terhadap karawitan berubah 180 derajat sejak aku bersahabat dengan Mamel. Itu singkatan nama dari Mawar dan Melati, saudara kembar yang menjadi sahabatku. Mereka berdua sangat hebat dalam urusan nggamel. Mereka berjiwa seni dan aku ingin seperti itu juga. Aku mulai rajin mengikuti latihan di sekolah. Aku mulai banyak tahu masalah gamelan. Aku mulai dekat dengan anggota tim karawitan. Aku mulai merasakan jiwa karawitan.
Akhirnya, pada waktu aku kelas lima, ada lomba karawitan tingkat kota di Solo, kotaku. Sekolahku mengikutinya. Tim karawitan digembleng dan dilatih sedemikian rupa. Sekolahku tak begitu terkenal dengan fasilitas seadanya. Jadi kami setiap harinya berlatih di ruang karawitan yang pengap dengan kipas angin mati yang hanya mampang muka di pojok ruangan yang berdebu. Aku kadang-kadang benci juga dengan arsitek sekolah yang tidak menyediakan satupun jendela di ruang ini. Tapi, kenapa mempermasalahkan ruangan kalau di dalamnya terdapat keceriaan? 
Anak-anak karawitan memang seperti satu kesatuan waktu itu. Kami sehati. Gayeng-gayengan gitu. Pernah suatu kali kami diajak latihan di luar sekolah. Sampai sekarang aku juga nggak tahu tempat apa itu. Yang jelas untuk ke sana kami harus naik angkot. Di dalam angkot, temen-temen yang cowok mbawa ketipung atau kendhang kecil. Di dalam angkot, kami nyanyi-nyanyi sambil diiringi ketipung dan tepuk tangan. Lucu banget.
Setelah beberapa bulan kami berlatih, tibalah hari lomba. Kami dirias lucu banget. Pakai jarik (rok Jawa) dan di kucir dua. Aku masih ingat saat Mamel dan teman-teman lain marah-marah, “ Apa, nggak cocok banget! Masa pakaiannya Jawa tapi rambutnya di pita dua? Kan harusnya disanggul kek, atau apa.” Hehe.. Tapi kami bisa tampil dengan lumayan baik. Berdebar-debar kami menunggu hasil lomba, dan akhirnya diumumkan bahwa SD ku juara empat! Haha, sungguh kenangan masa kecil yang tak terlupakan!
Kembali ke masa sekarang, aku mengembangkan tekad berkarawitan. Aku ikut ekskulnya. Hari pertama ikut karawitan sungguh memalukan. Aku memainkan slenthem di dampingi kakak kelas. Malu setengah mati.. Biasalah,, anak baru. Lalu pertemuan selanjutnya aku mulai kenal Ayu dan Aulia. Mereka kelas 8 dan sudah lama ikut karawitan. Jadi menguntungkan juga buatku. Aku mengintil mereka. Jadi, aku lalu memainkan GONG menemani Ayu di kempul (gong-gong kecil) dan Aulia di kethuk. Aku juga bertemu Aldo. Dia main kenong. Waha,, jangan bingung. Yang jelas, keempat jenis gamelan di atas, gong, kempul, kenong, kethuk, sangat tidak penting dan kami kelas 8 memainkannya untuk Pentas Seni Sekolah 2 bulan lagi. Kelas 9 menguasai gamelan-gamelan penting seperti bonang, saron, kendhang, dsb.
Aku sudah katakan sebelumnya bahwa aku mudah suka cowok. Dan itu benar.
(untuk selanjutnya berat menuliskannya….. HUUUUUU)

US!


3
Love??


Tiga bulan di kelas 8G. Bulan September-Oktober. Aku mulai naksir cowok. Aku memang begitu. Mudah suka seseorang. Benar-benar plin plan. Kali ini cowok yang kutaksir adalah Aulia Lathif.
Oke.
Aku akui namanya seperti cewek.
Tingkahnya juga.
Kami,— ralat—, aku mulai merasa dekat dengan Lathif karena sering ngobrol lewat chat. Setiap malam aku sempatkan ngobrol dengannya. Hal ini akibat HP baruku. Yap. Aku membeli handphone modem dari hasil usahaku sendiri mengumpulkan uang fitrah Lebaran lalu. Aku beragama Kristen.  Tapi aku ikut-ikutan cari fitrah waktu Lebaran. Itu sah-sah saja di desaku.
Back to the story, akibat hape baru yang banyak gratisannya, jadi aku bisa dekat dengan Lathif. Padahal bisa dibayangkan, waktu itu dia punya pacar. Ehm, bukan pacar, gebetan, —nah begitu orang menyebutnya. Istilah yang aneh menurutku—. Gebetannya bernama Fida. Dia adik kelas kami. Aku juga sering nge-chat dia. Orangnya asik. Tapi buat cemburu. Huu.
Setelah Lathif tahu aku suka dia, dia menjauhiku. Drastis banget. Menyedihkan… Uh.. Pokoknya sedih deh..
Jadi, aku melupakan Lathif. Aku menyibukkan diriku dengan buku baru yang dihadiahkan Kesia untuk ulang tahunku di bulan Oktober. Buku Notes tebal bercover kerang warna-warni yang akhirnya ku beri nama PiUm. PiUm itu PrIvasi UMum. Aku memang suka menulis. Kutulis cerita sehari-hariku di dalamnya. Mulai dari masalah dengan Lathif, lalu hal-hal tak penting seperti ada isi cabe di sela-sela gigiku. Hal lain yang kutulis yaitu opiniku, ceritaku menjadi terang. Lhah! Apa itu?
Begini ceritanya, kau tahu aku punya teman bernama Aaron? Nah, dia mualesssss-nya setengah mati, padahal dia pinteeerrrrr banget. Suer. Nah-nah-nah, karena keterbatasan tempat duduk di kelasku, Aaron terpaksa duduk di sebelahku. Nah, akupun mulai mencerewetinya untuk lebih rajin. Dan terbukti, Aaron sedikit mulai berubah. Itu tampak ketika dia nggak mau ikutan colut (alias meninggalkan pelajaran tambahan yang, —jujur—, membosankan, melelahkan, menguras otak, dan tidak terlalu penting) bersama anak laki-laki lainnya. Itu membanggakan. 
Aku juga sibuk mengerjakan tugas membuat film dokumentasi sekolah. Menyenangkan bisa membuat film. Itu adalah minat tersembunyiku. Aku sekelompok dengan Kesia, Vanya,dan Yorri. Itu faktor ketidaksengajaan. Yorri memang sudah pisah dengan Kesia waktu itu, jadi agak nggak enak gitu perasaan waktu membuat film.
Sebulan pembuatan film yang melelahkan. Aku sekali kehilangan charger dan 2 kali mejatuhkan kameraku hingga pecah tak keruan. Haha. Tapi, yang penting hasilnya lumayan.
Aku menjadi SUTRADARA dalam film ini. Kuberi judul “Let’s Go To School!”. Vanya menjadi kameramen. Dia berbakat di bidang itu. Kesia, dia tidak melakukan apa-apa, tapi membantu juga di bidang pendanaan. Film butuh dana… Yorri,, hmm… di film aku tulis dia menjadi editor. Tapi, jujur saja, aku yang mengedit filmnya. Yorri membantu memilihkan lagu tema, dan itu saja.
TAMAT.
Yah.. Pokoknya, aku menyibukkan diriku untuk melupakan Lathif. Dan aku senang dengan kegiatanku sekarang ini.

  

US!

2
FIRST PROBLEM


Aku dari kelas 7 dah lengket banget sama Astika. Dia sahabatku. Kami selama ini baik-baik saja. Dan seiring mulainya pelajaran baru, masalah-masalah kayanya ngintil* di belakangnya. Kami mulai sering cekcok, Astika mulai mendekati Deby dan aku juga mulai sama Kesia. Ya sudah, suatu hari, memuncaklah amarahku karena Tika gak mau nemenin aku fotocopy. Sepele, tapi menyebalkan, begitu pikirku.
Akhirnya, seperti angin, persahabatan kami putus. Tika sering bermain dengan Deby karena rumah mereka dekat, aku cemburu. Tapi aku nggak berani ngungkapin. Jadi aku pendem. Jadi dongkol sendiri aku!
Puncaknya kami beneran putus adalah waktu Tika nge-chat aku. Kami sama-sama ngeluarin unek-unek. Dan perasaan setelah itu jadi tambah kacau. Jadi, kami saling diam. Daripada masalah tambah besar nantinya.. Jadi kami mulai kehidupan baru kami masing-masing. Aku menggabungkan diri dengan kelompok Kesia, Yorri, dan Vanya, sedang Astika bergaul dengan kelompok Deby.
Cara itu cukup membantu, kami jadi sering meluangkan waktu dengan teman-teman baru kami masing-masing hingga melupakan masalah kami sebelumnya. Tak ada sebulan setelah kejadian itu, kami telah baik-baik saja walau tidak lagi sedekat dulu.
Jadi, begitulah ceritanya aku bisa dekat dengan Kesia. Kesia Kharisma. Kesia orangnya feminim. Cantik dan pintar. Tapi kadang-kadang manja. Tapi di antara itu semua, Kesia baik dan tabah. Kesia bersahabat baik dengan Yorri. Yorri bernama lengkap Yordan Hiswari. Haha, unik. YORdan hiswaRI. Yorri. Yorri adalah teman pertamaku di SMP. Kami bersama-sama waktu tes masuk. Tapi, di kelas 7, Yorri lebih sering bersama Kesia dan mereka bersahabat. Aku? Bersama Tika tentu. Yorri anak yang baik, terkadang manja. Yaah, kuakui, memang manja. Satu lagi temanku yang baru, Vanya. Elvanya Purba Dita. Vanya adalah salah satu alasanku bisa bersahabat dengan Kesia, dkk.
Ceritanya, waktu aku bermusuhan dengan Astika, Vanya yang menghiburku. Dia mau berteman denganku waktu aku menyendiri setelah ditinggal Tika. Yang paling berkesan adalah waktu pelajaran olahraga. Tika bersama Deby, aku sendiri. Aku mojok ke tepi lapangan. Hampir menangis. Vanya mendatangiku, “Rei, kamu kenapa?” aku menahan tangis, jadi aku diam saja. “Ei!”, desak Vanya.
“Nggak papa, Vanya!”
“Mesti ada apa-apa!”
Aku diam.
“Astika to?” bisik Vanya.
Aku mengangguk.
Setelah kejadian itu, Vanya jadi dekat denganku. Aku jadi sering bersamanya. Kamipun lalu sering berkelompok bersama Kesia dan Yorri juga. Akhirnya, kami berempat bersahabat.
Namun, sekitar dua bulan kami berteman, Yorri dan Kesia yang jadi punya masalah. Belum lama, Kesia jadian dengan Onnoda, teman gerejanya. Lalu, waktu Kesia seakan habis dengan ‘koko-nya’ —begitulah Kesia memanggil pacarnya yang lebih tua 5 tahun darinya—. Yorri merasa terasingkan. Kau tahu? Yorri orang yang manja. Dia tidak biasa di-nomor-dua-kan. Masalah Kesia sungguh memberatkannya. Dia senang menyebarkan masalahnya ke semua orang. Sasaran utama curahan hatinya adalah Clara. Clara rasanya sangat perhatian terhadap masalah Yorri.
Masa-masa sulit dilewati Kesia. Dia tertekan. Aku tahu itu. Aku merasakan hal yang sama belum lama ini dengan Astika. Jadi aku menghiburnya. Aku membelanya karena Yorri memihak Clara. Itu haknya. Aku menjalankan tugasku sebagai teman yang baik.
Tapi, kebaikanku kepada Kesia menjadikan kami teman-sangat-baik-sekali. Yorri membentuk geng baru bersama Clara, Pinkan, dan Laras. Oke. Itu kisahnya bagaimana aku dan Kesia bisa berteman baik.
Sudah tiga bulan kujalani kelas delapan. WOW. Bangga juga. Aku jadi makin dekat dengan Kesia dan Vanya. Sekarang bukan hanya mereka berdua, ada lagi seorang teman baru yang bergabung, Dheajeng Intan Mutiarasari Artharizkia, alias Intan. Menyenangkan sekali bersama mereka bertiga. Dan pasti aku akan betah di kelas delapan.

  

US!

1
Eight Ghee..


Aku Rei. Rie Lunata. Umurku 13 tahun dan aku kelas 2 SMP. Kelasku bernama 8G dan aku cinta kelasku. Aku dan teman-teman sekelasku berasal dari kelas 7 yang berbeda. Ada yang dari 7A, 7F, dan 7G. Aku sendiri berasal dari 7G. Akibat itu banyak cerita yang seru dan aneh-aneh yang terjadi di kelas GHE.
Awal masuk kelas, semua anak terlihat canggung. Walaupun ada juga yang kelasnya sama waktu kelas 7,, tapi mayoritas masih bingung dengan keadaan. Kalo aku sih,, jujur, seneng banget karena akan dapat banyak temen baru. Awal masuk masih biasa-biasa saja. Kami belum memulai pelajaran— yang kami tahu akan lebih sulit dari pelajaran kelas 7—seminggu pertama hanya diisi pengenalan guru dan waktu beradaptasi.
Kami mendapat wali kelas baru. Namanya Bu Margaret. Dari pandangan pertama, jujur aku beranggapan bahwa wali kelasku ini akan, ekhem, cukup, ekhem! Menyebalkan.
“Pagi, anak-anak.”, itu kata pertama yang dikatakan Bu Margaret. “Saya Ibu Margaret, tapi anak-anak panggil saya Bu Marge saja. Saya wali kelas baru kalian.”, lanjutnya. Suaranya cempreng, pikirku. “Sekarang kalian kenalkan diri kalian dulu satu persatu maju ke depan kelas.”, katanya tanpa jeda. Jadi, kamipun maju satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas. Masing-masing menyebutkan nama dan alamat.
Lalu Bu Margaret bercerita tentang mantan muridnya yang masih mengenalinya setelah berpisah kurang lebih 10 tahun. Bu Marge juga bercerita tentang wajahnya yang sulit dilupakan walau penampilannya berbeda. Dulu, wali kelasku itu tidak berjilbab, sekarang baru berjilbab.
“Selanjutnya mari kita susun pengurus kelas ya!”, Bu Marge lalu menulis daftar panjang pengurus kelas di papan tulis. “Sekarang mulai dari pengurus inti. Bendahara?” banyak yang menanggapi dengan memilih beberapa teman. Akhirnya, Vanya dan Aaron yang dipilih menjadi bendahara satu dan dua.
“Sekretaris?”
“Wah, kalau itu, Yorri jelas!”, kata Astika, menunjuk teman yang terkenal dengan tulisannya yang bagus dan rapi.
“Ya, dah! Yorri, sekretaris satu. Sekretaris dua?”
“Kesia aja, Kesia aja!”
“Ya, Kesia.” Bu Marge pasrah manghadapi murid-murid yang ribut, lalu menulis nama-nama yang sudah terdaftar di papan tulis.
“Ya, sekarang ketua kelas, yo! Ada calon?
Murid-murid mulai ribut. Ada beberapa yang berteriak menyebutkan nama teman, ada yang menyetujui, sedang yang disebut namanya menolak keras-keras. Haha. Aku sendiri, sebenarnya ingin jadi ketua. AKU INGIN MENCALONKAN DIRI. Tapi, ya, masih malu lah.. Kan aku masih belum tahu apa-apa.
“Bu, Pujo aja!”kata seorang teman.
“Lhoh, kok aku??”kata teman yang bernama Pujo.
“Rei aja, Bu!” kata seseorang. Ha? Aku kaget. Segera teman-teman perempuan menyetujui. Aku menggelengkan kepala.
“Oh, ya sudah, si Puja, —eh iya?” kata bu Marge.
“Pujooo..” anak-anak membetulkan.
“sama, si… Siapa?” muka Bu Marni bingung, menunjuk ke seorang teman yang badannya lumayan besar, bermuka ketua, tapi aku tahu, bukan ketua yang baik.
“Bagaaass.. Wahahaha!”, anak laki-laki ribut.
“Wah, Bu! Jangan saya, Bu! Bu..” , Bagas merengek-rengek.
“Dah, Bagas sama Pujo.” Bu Marge teguh tanpa memedulikan namaku yang disebut-sebut oleh anak-anak perempuan. Lalu Bu Marge menuliskan nama Bagas dan Pujo di papan tulis. “Sekarang milih satu-satu yo! Urut dari kamu.” Bu Marge menunjukku, yang duduk di pojok depan.
“Pujo.”
Lalu pilihan terus bergilir sampai murid terakhir. Dan, suara terbanyak di dapat Pujo. Haha, memang pantas orang itu!
Selanjutnya, Bu Marge memilih pengabsen (Clarin dan aku!), seksi kebersihan (Dewi), seksi keamanan (Arga), pembantu umum (Raka,—padahal dia dulunya ketua kelas 7G—),,dll dll.. Selesai melaksanakan tugasnya sebagai wali kelas 8G, Bu Marge segera pergi.
Guru-guru baru kami segera masuk satu persatu sesuai jadwal pelajaran. Dan setiap ada guru baru yang masuk, kami selalu disuruh mengenalkan diri. Jadi bisa dihitung, selama seminggu, kami bolak-balik maju ke depan kelas untuk mengenalkan diri kami masing-masing 13 kali.
Oke,, setelah seminggu yang menyenangkan di awal kelas delapan, kami lanjutkan tahun kami dengan belajar banyak sekali hal baru. Masalah belum banyak muncul di kelas. Kami senang dapat teman-teman baru, dan pelajaran-pelajaran baru.

  

Sabtu, 07 Mei 2011

GEMA... :D

apa itu??
GEMA adalah majalah yang super keren (WOW)
hehe, itu adalah majalah terbitannya anak-anak SPENSA ( SMP Negri 1 Surakarta )
GEMA terbit tiap semester alias 6 bulan sekali...
aku adalah salah satu oengurus GEMA,, entah jadi apa, pokoknya aku sering membantu proses pembuatannya.
isinya apa??
GEMA berisi artikel2 dari siswa-siswi SMP 1 Surakarta,, artikel berupa tips, cerpen, puisi, dan lain2... :)
itu dulu ya sekilas tentang GEMA,,